Kiamat Sedang Terjadi, Perubahan Iklim Dunia Mengkhawatirkan

dampak-perubahan-iklim

topmetro.news – Sebuah survei mengenai dampak perubahan iklim menunjukkan hampir 80 persen orang di seluruh dunia khawatir akan dampak pemanasan global, dan mereka mengatakan semua negara harus memainkan peranan untuk menghentikannya.

Jajak pendapat itu dilakukan di 79 negara oleh sebuah kelompok bernama Pandangan Dunia Terhadap Iklim dan Energi.

Sepuluh ribu orang bertemu secara simultan, untuk memperdebatkan dampak perubahan iklim dan mengisi survei tersebut. Para penyelenggara mengatakan itu adalah pertemuan warga dunia terbesar mengenai isu tersebut.

Di antara hasil jajak pendapat, 79 persen mengatakan sangat khawatir akan dampak perubahan iklim. Dan 71 persen mengatakan perundingan PBB kurang efektif untuk mengatasi masalah itu.

Tujuh puluh persen mengatakan melawan pemanasan global adalah tanggung jawab global yang memerlukan perjanjian internasional. Tetapi 80 persen mengatakan negara mereka harus mengambil langkah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, meskipun negara lain tidak melakukannya.

Dampak Eksplorasi Fosil

Hampir separuh responden meyakini dunia harus menghentikan eksplorasi cadangan bahan bakar fosil, seperti minyak dan batu bara – dua sumber utama polusi.

Hasil survei itu akan diserahkan ke sebuah pertemuan PBB di Bonn pekan ini yang akan merancang perjanjian kerangka kerja menjelang KTT perubahan iklim di Paris pada Bulan Desember.

Para ilmuwan mengatakan planet yang memanas akan menyebabkan es di kutub mencair, meningkatkan permukaan air laut, membanjiri wilayah pantai, dan menyapu sebagian negara kepulauan yang kecil.

Karena dampak perubahan iklim, makas ebagian wilayah dunia mungkin dilanda badai dan banjir yang lebih dahsyat sementara yang lainnya mungkin mengalami kekeringan terus menerus.

Kiamat Sedang Terjadi

Bumi kini sedang memasuki kepunahan massal periode baru. Untuk pertama kalinya, manusia diyakini menjadi penyebab utama kepunahan massal itu dan juga akan menjadi salah satu korban pertama.

Gerardo Ceballos, ilmuwan dari University of Mexico, bersama sejumlah ilmuwan lain dari Stanford University, Princeton University, dan Berkeley Institute, melihat data kepunahan hewan bertulang belakang dan mengukur kecepatan kepunahannya berdasarkan temuan fosil.

Hasil studi mengungkap bahwa kecepatan kepunahan hewan bertulang belakang mencapai 114 kali lebih tinggi dari normal. Kecepatan itu sangat tinggi dan menjadi petunjuk bahwa kepunahan massal sedang terjadi.

Menurut ilmuwan, sejak tahun 1900, sudah sekitar 400 jenis vertebrata punah. Normalnya, kepunahan sejumlah vertebrata itu membutuhkan waktu sekitar 10.000 tahun.

Manusia Picu Kepunahan

Berdasarkan studi yang dipublikasikan di jurnal Science Advance, perubahan iklim, polusi, dan deforestasi adalah penyebab utama kepunahan. Manusia adalah pemicunya.

Ceballos seperti dikutip BBC, mengungkapkan, “Jika proses kali ini dibiarkan, butuh waktu jutaan tahun untuk kehidupan sehingga bisa kembali pada kondisi semula.”

Dampak pada manusia, dalam waktu tiga generasi, manfaat alam, seperti penyerbukan oleh lebah, akan hillang.

Studi ini selaras dengan yang dinyatakan oleh International Union for Conservation of Nature. Sekitar 41 persen amfibi dan 25 persen mamalia menuju kepunahan setiap tahunnya. Lemur dan Harimau Sumatera adalah beberapa spesies yang paling terancam. (TM-RED)

sumber: VOA | kompas.com

Related posts

Leave a Comment